RSS

BERBURU O 500 R


Hallo selamat datang readers di blog ini, seperti biasa kali ini admin akan berbagi catatan perjalanan yang dilaksanan hari Minggu, 20 November 2016. Ya sesuai dengan judul diatas, misi trip kali ini yaitu harus bisa mencicipi bus dengan mesin O 500 R alias bus Mercedez Benz OH 1836. Admin penasaran dengan bus ini yang pada beberapa artikel dan testimoni selalu memuaskan baik dari kenyamanan efek built up air suspension serta kecepatan yang di dukung tenaga 380 HP. Dengan waktu yang terbatas tidak mungkin mencari bus bermesin O 500 R yang memiliki trayek ke Jateng / Jatim apalagi harus start dari Jakarta. Admin teringat PO dari Priangan Timur yang mengoprasikan armadanya dengan menggunakan bus Mercedez Benz OH 1836 dengan kelas yang tidak biasa, oke admin putuskan untuk berburu O 500 R milik bus asal Priangan Timur.

Dimulai dari kontrakan di jalan Cijeungjing, Padalarang, Kabupaten Bandung Barat, pukul 05.00 admin memesan Gojek untuk diantarkan ke Cilame untuk menuju tol Purbaleunyi km 121. Admin berencana nyetop bis di km 121 karena bisa lebih cepat sampe Jakarta (Kp Rambutan) dibanding naik dari GT Padalarang atau Lw Panjang. Cukup 20 menit untuk sampai di km 121 tol Purbaleunyi, ongkos dibayar Rp 10.000 kepada akang Gojek tak lupa mengucapkan terima kasih. Di km 121 sudah ada beberapa orang yang juga akan menyetop bus arah Jakarta, sempat ngobrol dengan salah satu penumpang dan dia memang biasa PP Bandung – Jakarta via km 121 dan menurutnya untuk waktu tempuh hampir sama hanya saja soal tarif lebih murah bus asal Garut atau Tasik, ya kalo admin sih apa aja lah yang penting bisa sampai Kp. Rambutan tidak kesiangan. Beberapa bus memberikan lampu dim dan klakson, bukan karena admin ngemis telolet ya tapi mereka menawarkan jasanya xixixixi. Admin mengurungkan karena tujuannya bukan ke Kp Rambutan. Tak lama bus berwarna merah putih mendekat dan saat lihat papa trayeknya bertuliskan Kp Rambutan, lalu admin melambaikan tangan tanda bahwa kami hendak menaiki bus tersebut. PO Medal Sekarwangi kelas AC Ekonomi seat 2 – 3 jurusan Sumedang – Jakarta (Kp Rambutan) jadi etape pertama admin dalam berburu O 500 R. Bus ini dibalut dengan karoseri Mayasari CMIIW dengan dapur pacu Mercedez Benz OH 1518 atau biasa disebut Mercy King.
interior Medal Sekarwangi
Rp. 40.000 ongkos yang dipatok dari km 121 tujuan terminal Kp Rambutan. Bus di geber cukup cepat oleh driver, power dari mercy King ini dimaksimalkan. Selama di tol Cipularang dengan tipikal jalan yang naik turun speed bus Medal Sekarwangi tidak kalah dengan bus lain yang menggunakan mesin RK8, mungkin karna perawatan yang bagus dari crew mekanik Medal Sekarwangi. Sempat masuk rest area km 72 untuk isi solar bareng beberapa Primajasa salah satunya berbody Scorpion X dari karoseri Tentrem dengan Jurusan Tasik – Lebak Bulus. Memasuki tol Jakarta – Cikampek kecepatan tidak di kurangi. Sempat mendekati bumel Cirebonan namun kalah power akhirnya bumel itu melesat jauh. Sempat juge menyalip Harapan Jaya berbody Scorpion X bermesin Hino RN285 dan Restu panda.
dari kejauhan Scor X Primajasa

bokong Harjay Scor X

saat mendahului Harjay

mendahului Restu

bis yang admin naiki
07.15 akhirnya landing di terminal Kampung Rambutan. Admin lalu menuju toilet menuju termpat keberangkatan. Masuk dengan membayar retribusi peron sebesar Rp 1.000 lalu langsung diserbu dengan calo yang menanyakan tujuan, namun admin menolak dengan halus dan tetap berjalan menuju ruang tunggu. Kondisi pagi itu tidak terlalu ramai, mungkin karena hari Minggu juga masih pagi, jejeran loket bus malam pun belum menunjukan aktifitasnya.
karcis peron terminal Kp Rambutan
barisan petarung pagi itu
Melihat di area keberangkatan, bus inceran admin yaitu bus Budiman, sudah stand by dengan jurusan Tasik dengan kelas Super Eksekutif berbody Jetbus HD2+ dengan mesin Mercedez Benz OH 1526 Euro NX serta Banjar via Tasik Eksekutif berbody Jetbus HD dengan mesin Mercedez Benz OH 1526 Euro NX. Admin mengabaikan karna itu bukan misi turing kali ini. Admin memutuskan berjalan ke parkiran belakang dan terlihat beberapa Bus yang parkir, entah itu bus yang menunggu antrian jam keberangkatan atau perpal. Namun salah satu kunci keberhasilan misi kali ini terparkir di situ, ya salah satu bus bermesin O 500 R alias OH 1836 Mercedez Benz berbody Jetbus HD2 dengan kode lambung BT 11 mengusung kelas Super Eksekutif. Karena tidak ada crew di sekitar bus yang bisa diminta informasi, admin kembali ke ruang tunggu.
BT 11 menunggu jam keberangkatan
08.00 BT 11 memasuki jalur keberangkatan, namun setelah admin lirik ternyata untuk hoatseat atau kursi baris paling depan sudah terisi semua. Rasanya kurang apabila tidak duduk di hotseat karena tidak bisa menikmati skill driver. Waktu terus berlalu dan semakin galau, sempat berfikir abort mission tapi dipikir pikir sudah sampai sini dimana misi ada di depan mata. Pukul 08.30 crew BT 11 bersiap di singgasananya, lampu hazard dinyalakan dan terlihat beberapa penumpang berlari mengejar BT 11, namun admin masih saja duduk di ruang tunggu dan berharap masih ada BT lainnya dalam kurun waktu satu jam ke depan, jika tidak ada ya sudah dipastikan mission failed.
Tak lama suara klakson yang khas berbunyi “telolet” terdengar, daaaaaan, datangnlah bus Budiman mengisi jalur yang baru saja ditinggalkan BT 11. Yap yang merapat adalah BT 01, the first Mercedez Benz 1836 atau O 500 R milik PO Budiman dengan body Jetbus HD mengusung Best in Class atau kelas tertinggi PO Budiman. Tanpa babibu admin menghampiri kernet dan menanyakan apakah harus reservasi tiket dulu apa langsung naik bayar di atas, dan kernet pun mempersilahkan naik karena sistem bayar di atas. Admin menjadi penumpang pertama Best in Class Budiman BT 01.
name tag BT 01
Admin langsung mengamankan hotseat. Untuk interior BT 01 sesuai dengan tagline Best in Class, sangatlah spesial. Untuk kelas Best in Class jumlah kursi total 21 kursi dengan konfigurasi 2 – 1 menggunakan electric seat yang menurut crew merupakan kursi yang diimpor. Fasilitas yang di dapat dari Best in Class Budiman ini yaitu bantal, selimut, tissue di tiap baris bagian atas, air mineral 330 ml, serta toilet di bagian belakang bus.
interior BT 01
ruang kemudi BT 01

leg room
09.10 Crew mulai menempati singgasananya tanda bus akan segera diberangkatkan. Lampu hazard dinyalakan dan bus diberangkatkan menuju Tasikmalaya dengan okupansi penumpang saat itu hanya 8 orang. Crew yang bertugas saat itu kang Wawan selaku driver dan kang Asep kernet BT 01. Bus berjalan santai keluar terminal sampai Pasar Rebo dan disitu BT 01 mendapakan tambahan penumpang, total saat itu penumpang BT 01 berjumlah 16 orang termasuk admin. Bus langsung di arahkan menuju tol Jakarta – Cikampek dan kang Asep langsung menarik ongkos serta membagikan air mineral 330 ml. Rp 110.000 resmi berpindah tangan ke kang Asep, sesuai dengan plang yang ditempel di body bus.
kang Wawan mulai menjalankan tugasnya
tiket + fasilitas air mineral
Selama perjalanan, admin sempat mengobrol panjang lebar dengan crew BT 01 mulai tetang sejarah bus, sejarah Budiman, sampai perkembangan bus saat ini. Kang Wawan sendiri orangnya ramah kalo diajak ngobrol tutur bahasanya halus, sangat berbeda jauh dengan penampilannya, kang Wawan tak segan bercerita tentang karirnya yang dulu sempat jadi driver PO Bintang Permata Sari, beliau pindah ke Budiman karna saat di PO lama pernah dipecundangi oleh bus Budiman dan tak bisa di kejar oleh bus batangannya saat itu. Kang Asep sendiri kalo di ajak ngobrol personal bahasanya agak balelol tapi asik juga. Karna keasikan mengobrol tak terasa sudah memasuki Gerbang Tol Cikarang Utama pukul 09.51. Oya selama di tol kang Wawan menjalankan bus konstan di kecepatan 100 km/jam, karna kondisi tol cukup lengan jadi minim goyangan seperti Sugeng Rahayu kalau jam sudah mepet. Untuk tarikan sendiri cukup terasa, dibekali tenaga 360 hp akselerasi lebih bertenaga dan sepertinya enteng untuk para driver. Tak lama ada 2 Budiman asal Bekasi dan Pulogebang dengan kode lambung 3E XXX atau bermesin Mercedez Benz OH 1526, tanpa kesulitan BT 01 dapat mendahului keduanya. 10.25 BT 01 masuk rest area km 72 untuk checker penumpang serta isi solar. Cukup 15 menit perjalanan dilanjutkan, dan tak lama turun hujan cukup deras, karena udara kabin jadi semakin dingin admin memutuskan untuk tidur saja, karena rugi kalo kursi electric tidak di pakai untuk tidur.
ot Gapuraning Rahayu
Bangun bangun BT 01 sudah berada di kawasan stadion Gelora Bandung Lautan Api. Dan pukul 11.30 sampailah di gerbang tol Cileunyi. BT 01 dijalankan santai oleh kang Wawan, mungkin karena sudah di luar tol jadi harus berjibaku dengan sepeda motor dan angkutan kota lainnya. Klakson “telolet” semakin sering terdengan setelah memasuki Cileunyi ini. Memasuki turunan Nagreg yang legendaris lalu jalan mulai menyempit menjadi 2 jalur berlawanan. Disini skill kang Wawan terlihat, power besar dari BT 01 dimanfaatkan untuk menyalip juga melahap tanjakan, didukung Retarder untuk memaksimalkan pengereman. Pukul 12.10 sign kiri dinyalakan dan kang Wawan mengarahkan BT 01 masuk ke rumah makan Pananjung 2 di Limbangan Garut. Kang Asep pun mempersilahkan penumpang untuk istirahat. Di RM Pananjung 2 sudah ada beberapa bus Budiman baik dari arah barat ataupun sebaliknya sedang istirahat. Admin pun hanya ke kamar kecil lalu membeli beberapa camilan karna tidak ada service makan dan mengambil beberapa foto sembari menunggu BT 01 diberangkatkan.
melewati pool Gapuraning Rahayu
sd
BT 01 dkk di RM Pananjung
sisi lain arah Jakarta
Setelah 25 menit BT 01 kembali di berangkatkan menuju Tasik. Sepanjang RM Pananjung 2 sampai Tasik, admin tidak banyak dokumentasi dan lebih banyak tidur, mungkin karna efek udara kabin dingin dan kursi yang nyaman. Masuk Rajapolah beberapa penumpang mulai turun. Dan akhirnya pukul 14.30 BT 01 sampai di pool Budiman, ya kebersamaan admin bersama crew BT 01 cukup sampai saat itu, tak lupa pamit serta mengucapkan terima kasih kepada kang Wawan dan kang Asep. Untuk pool Budiman sendiri sudah mengalami perubahan yang signifikan sejak admin terakhir ke pool Budiman sekitar tahun 2013. Sekarang makin megah dengan fasilitas ruang tunggu, cafe & resto, serta ruang khusus untuk ticketing online, sayang sistem pendingin udara kurang jadi hawanya panas. Hal yang di lakukan oleh admin yaitu menuju Musholla untuk menunaikan kewajiban.
BT 01 sesaat setelah landing di pool budiman
Suasana pool dari Musholla
suasana jalur pemberangkatan 
sisi lain jalur keberangkatan
Planning admin sih selanjutnya menunggu bus Budiman jurusan Sukabumi supaya bisa langsung turun di Padalarang. Admin membeli beberapa cemilan di warung dalam pool Budiman dan menunggu di ruang tunggu. Memang ada meja informasi di ruang tunggu, namun sayangnya tidak ada petugas yang stand by sehingga fungsinya menjadi tidak maksimal. Pukul 15.00 datanglah bus dengan trayek Banjar – Sukabumi, langsung admin menghampiri bus itu, tapi sayang bus itu bukan menuju ke Sukabumi melainkan ke Banjar yang sedang kontrol penumpang di pool. Akhirnya admin putuskan ke ruang checker / kontrol untuk menanyakan jam keberangkatan bus tujuan Sukabumi. Menurut informasi yang di dapat bus jurusan Sukabumi itu ada pukul 17.30 wah pikir admin akan terlalu sore sampai, sempat menayakan tujuan Cimahi juga jawaban petugas yaitu biasanya pukul 15.00 udah stand by di jalur keberangkatan tapi jam segini belum nongol mungkin perpal. Waduh admin langsung memutuskan ikut jurusan Cicaheum lalu di Cileunyi nanti sambung bumel. Langsung admin naik ke bus jurusan Cicaheum yang siap di berangkatkan supaya sampai Cileunyi masih kebagian bumel arah Padalarang. 15.40 bus diberangkatkan dari pool Budiman, sempat ada rasa nyesal karna waktu bis yang dinaikin admin berangkat, muncul Budiman jurusan Cimahi dan masuk jalur pemberangkatan, ya sudah mau gimana lagi. Oia bis yang kali ini admin naikin yaitu Budiman dengan nomor lambung DL 116 jurusan Tasik – Cicaheum dengan kelas bisnis AC. Walaupun kelas bisnis, bus ini memakai seat Aldila jadi masih terasa nyaman. Untuk body sendiri menggunakan Jetbus HD dari Adi Putro dengan dapur pacu Mercedez Benz OH 1518 atau Mercy King. Untuk tarif dipatok Rp. 40.000
interior DL 116

seat DL 116
karcis Tasik - Bandung
Bus sempat masuk ke terminal Indihiang Tasik dan berhasil menjaring beberapa penumpang. Untuk pembawaan driver DL 116 lebih cenderung agresif, berani goyang di jalan berliku dan naik turun khas Priangan Timur. Power dari Mercy King sangat dimaksimalkan oleh driver.
19.30 sampailah bus di gerbang tol Cileunyi dan admin memutuskan turun di sini, tak lupa mengucapkan terima kasih kepada crew. Admin langsung menuju bus bumel yang sedang ngetem disana. Bis Karunia Bhakti jurusan Garut – Kp Rambutan via Cianjur dengan kode lambung W.71 menjadi etape terakhir pada turing kali ini. Jika pada umumnya bus bumel / ekonomi menggunakan bus yang bermesin depan, nah untuk yang ini menggunakan mesin belakang dengan varian Hino RG. Untuk body sendiri admin tidak tahu persis body basicnya namun di rombak menjadi New Marcopolo. Tak lama bus pun dijalankan dan driver tak segan segal untuk menggeber busnya di tol Cileunyi – Padalarang. Untuk tarif Cileunyi – Padalarang di tarik ongkos 8.000. dan akhirnya pukul 20.15 sampailah admin di Padalarang, dengan ini berakhirlah catatan perjalanan admin. Jangan sungkan untuk mengisi form kritik dan saran.
Terima kasih semua


Rincian Biaya
  • Gojek Padalarang – Cilame                          10.000
  • Medal Sekarwangi KPR – Sumedang          40.000
  • Best in Class KPR – Tasik                         110.000
  • Bisnis AC Tasik – Cicaheum                      40.000
  • Karbak W.71                                               10.000
Total                                                            210.000




 
 

 

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

BANDUNG EXPRESS, The Low Cost Coach



Sudah lama admin ga nulis lagi di blog ini, sebelum blog ini semakin terbengkalai dan ujungnya berjamur admin bakal berbagi cerita tentang hobi admin, ya apalagi kalau bukan naik bis. Kali ini admin akan berbagi pengalaman perjalanan dari Bandung menuju Semarang pada tanggal 15 Oktober 2016. Sesuai dengan judulnya admin menggunakan jasa dari PO Bandung Express atau populernya Bandrex, alasannya karna keterbatasan budget admin saat itu juga pertimbangan estimasi tiba di Semarang tidak terlalu pagi. Oke mari kita simak ceritanya, cekidotttt . . .


Pemesanan tiket dilakukan siang hari alias dadakan via telpon ke kantor pusat Bandung Express di jalan Dr. Cipto Bandung dan masih dapat seat no 14 dan diminta kumpul di kantor pukul 18.00, tiket di tangan “ora hotseat ora popo seng penting mangkat”.


Perjalanan dimulai dari sebuah kontrakan tempat dimana admin tinggal saat ini di jalan Cijeungjing, kecamatan Padalarang, kabupaten Bandung Barat. Dan untuk menuju kantor pusat Bandung Express admin memilih menggunakan kereta Commuter Bandung Raya dengan transit di stasiun Bandung karna jaraknya tidak terlalu jauh dengan kantor Bandung Express. Sebenarnya bisa saja admin naik dari agen Cimahi atau Cimindi namun kondisi jalanan Padalarang-Cimahi-Bandung kurang bersahabat jika memasuki weekend.

16.00 Admin berangkat menuju stasiun Padalarang menggunakan angkutan kota jurusan Padalarang – Cimahi(Dustira) dengan ongkos Rp 2.500. Cukup 15 menit admin sampai di stasiun Padalarang.
hotseat coy

Admin langsung menuju loket untuk membei tiket. FYI kereta Commuter Bandung Raya melayani rute Padaarang – Cicalengka dengan sistem pembelian tiket Go Show, dan tarif untuk relasi Padalarang – Bandung hanya Rp. 4.000.
tiket Commuter Bandung Raya
interior Commuter Bandung Raya

16.25 Kereta pun diberangkatkan dan pukul 17.00 tiba di stasiun Bandung, lebih cepat 2 menit dari yang tertera di tiket.
suasana peron stasiun Bandung

Admin langsung menuju pintu utara karena untuk menuju kantor Bandung Express memang lebih dekat melalui pintu utara juga banyak angkutan umum yang mangkal di depan pintu utara mulai angkot, ojeg, taksi, dll. Namun belum sampai menyebrang peron admin di berhentikan keamanan stasiun. Ternyata untuk penumpang kereta Commuter Bandung Raya semua lewat pintu selatan. Oke lah admin ngikut dan sampai di pintu selatan sepi angkutan, coba order ojek berbasis online tapi tak ada yang menaggapi mungkin karna terlalu dekat jadi driver ojek online enggan mengambil. Admin putuskan jalan kaki stasiun menuju kantor Bandung Express itung itung olahraga. Di perjalanan bertemu beberapa armada parwis diantaranya Subur Jaya SHD, Rosalia Indah, serta Budiman dengan EURO-NX nya, tapi admin tidak mengabadikannya karena fokus supaya tidak terlambat sampai kantor Bandung Express.

Di jalan Pajajaran semper bertemu 2 armada Nusantara yaitu NS 99 Super Eksekutif / Signature class dengan body Irizar by Adi Putro bermesin Scania K380 dan NS 92 Eksekutif / Premiere Class dengan body Jetbus HD yang bersiap berangkat pukul 18.00

17.30 Sampailah admin di kantor Bandung Express yang lokasinya tidak jauh dari agen Nusantara Pajajaran. Langsung menuju loket untuk melunasi sekaligus check in. Tiket ditebus Rp 140.000 untuk kelas eksekutif dan admin diikutkan armada dengan tujuan akhir Solo karena tujuan admin sendiri ke Semarang atas tepatnya Tembalang. Fasilitas yang di dapat dari PO Bandung Express kelas eksekutif pada daarnya sama seperti yang lainnya yaitu jumlah kursi 32 seat dengan konfigurasi 2-2, recleaning seat, bantal, selimut, legrest, bus full AC dan juga toilet di bagian belakang. Yang berbeda yaitu tidak adanya service makan malam.
suasana ruang tunggu kantor Bandrex
loket reservasi tiket
tiket beserta bonus
Ada yang berbeda pada saat itu, yaitu dimana penumpang diberika dendeng sapi gratis. Di tiket tertera plat nomor bus yang akan admin naiki adalah 7645. Admin berharap dapat armada Jetbus Merpati Bali atau Legacy SR1 darena beberapa kali melihat armada itu kelihatannya fresh.

18.15 armada Bandung Express mulai memasuki kantor, admin beserta penumpang yang lain memperhatikan plat nomor setiap bus yang datang. Dan harapan hanyalah harapan, muncul lah sesosok JetbusHD2+ rombakan BEC dengan papan trayek Bandung – Solo dan plat nomor 7645, yap!!, inilah bus yang akan admin naiki. 
bus yang admin naiki

Buka bus jenis High Deck apalagi Super High Deck, tak ada fasilitas TVOD wan warna – warni LED pada interiornya. Yap bus yang bisa dibilang berumur namun tetap dirawat dan di beri perubahan pada eksterior supaya terlihat update. Interior not bad, selimut yang lumayan meredam hawa dingin dari AC, jarak antar seat yang cukup, serta leg rest yang masih berfungsi dengan baikDapur pacu bus ini menggunakan mesin Mercedez Benz OH 1521 atau populernya Kuler versi long chassis atau dalam armada bus Budiman berkode IL (Intercooler Long). Semua fasilitas sebanding dengan harga yang di bayar. Tapi show must go on karna inti perjalanan ini bukan karna mencari armada yang terbaru melainkan bisa sampai tujuan dengan budget yang tidak terlalu besar.
sekilas interior

18.30 bus diberangkatkan dari kantor Dr Cipto bersama armada lainnya termasuk Jetbus Merpati Bali yang saat itu mengisi line Bandung – Jepara. Membelah kemacetan kota Bandung Yang luar biasa melalui jalan layang Surapati – Gasibu – terminal Cicaheum. Selama perjalanan kantor Cipto menuju terminal Cicaheum admin merasakan ada yang tak beres pada bus ini, ya tenaga pada hentakan awal kurang, menguping dari pembicaraan driver dan kernet ada masalah dengan compressor sehingga angin terlambat mengisi, terasa sesaat setelah berhenti ketika driver akan memasukan persneling ke gigi 1 tampak kesulitan, bahkan saat bus berhenti driver memposisikan perseneling pada posisi netral dan menginjak gas sedikit dalam untuk memancing compressor supaya mengisi tekanan angin. Driver terus berkordinasi dengan montir di garasi apakah armada ini lanjut atau perpal dan di ganti armada cadangan. FYI crew yang bertugas hanya 2 orang yaitu driver dan kernet, beda dengan bis malam pada umumnya yaitu 2 driver dan 1 kernet.

19.44 Sampailah bus di terminal Cicaheum, sudah tidak ada bus yang akan berangkat selain Bandung Express, wajar Bandung Express tidak menyertakan service makan pada fasilitasnya karena berangkat saja paling malam dari Bandung, kemungkinan sampai rumah makan tengah malam dan akan menjadi late dinner.
suasana terminal Cicaheum malam itu
sinar jaya yang perpal

20.00 bus di berangkatkan dari terminal Cicaheum dengan okupansi saat itu hampir full seat. Bus yang admin naiki berjalan beriringan dengan armada tujuan Yogyakarta dengan body Old Setra facelift lampu kekinian. Sempat berhenti di Cileunyi untuk ambil penumpang, lalu perjalanan dilanjutkan kembali melewati jalanan Bandung – Sumedang yang khas dengan belokannya, power dari 1521 ini cukup untuk mengimbangi laju dari beberapa bus pariwisata yang akan pulang setelah berwisata di Bandung. Sepanjang Bandung – Sumedang beriringan Bandung Express, Subur Jaya SHD, Trans Wijaya, serta Agam Tungga Jaya. Walaupun bermesin lebih tua tapi driver tidak kehilangan tajinya. Beberapa manuver berani ditunjukan driver untuk mendahului kendaraan di depannya tak lupa dengan permainan lampu dim dan sign yang sportif.Karena suhu AC yang semakin terasa dingin juga ayunan suspensi 1521 akhirnya admin tarik selimut, rebahkan kursi, serta naikan legrest dan tidur zzzzzzzzz

22.45 admin terbangun dan bis dalam keadaan berhenti, ternyata sampai di RM Kabita. Admin memutuskan turun lalu ke toilet sekalian merenggangkan badan. Terlihat parkiran saat itu penuh oleh armada Bandung Express. Kebayang kalau jam pemberangkatan Bandung Express berbarengan dengan armada bis malam lain dari Bandung, pasti parkiran RM Kabita tak bisa menampung semua bus yang hendak beristirahat di sana. Mayoritas bus dari Bandung menuju timur service makannya di RM Kabita diantaranya Tunggal Daya, Bejeu, Shantika, Pahala Kencana. Sambil menunggu bus di berangkatkan kembali admin sedikit mengambil gambar di RM Kabita.
bus yang admin naiki
tampak samping
bersanding dengan jatah Jogja

bagian belakang

23.15 Bus diberangkatkan kembali, jalanan yang sepi tidak memancing kaki driver untuk menginjak pedal lebih dalam. Bus dipacu konstan di kecepatan 80 km/jam.


23.45 gerbang tol Sumber Jaya, sudah banyak dari arah timur yang hendak menuju Jakarta dan dari arah barat menuju Jawa Tengah masih banyak bus bus jarak menengan seperti Sinar Jaya, Kramat Djati, Dewi Sri dll, admin sempat exited karna bakal ada lawan siapa tau driver kepancing, ternyata driver tetap memacu bis dengan kecepatan konstan dan akhirnya menjadi bulan bulanan bus lain, yah dari pada bete admin memutuskan untuk tidur saja zzzzzz.

02.20 admin terbangun dan posisi memasuki lingkar pemalang, tak lama bus berbelok masuk ke terminal pemalang dan bus berhenti tepat di depan kios agen Bandung Express, lalu petugas checker naik ke bus mencocokan jumlah penumpang dengan daftar manifest, tak lama armada Bandung Express lainnya mulai berdatangan. Cukup 10 menit berhenti perjalanan dilanjutkan kembali. Sesaat sebelum keluar terminal bus berhenti lagi dan ternyata driver pergi ke kandang macan dan kemudi diambil alih oleh kernet. Sempet bingung dengan konfigurasi crew saat itu apakan duet driver – kernet atau keduanya driver. Pembawaan kernet ini terkesan “kagok” dari hentakan awal dan saat berbelok, namun kesan kagok itu lama lama hilang malah lebih condong agresif di banding driver aslinya. Untuk top speed sama saja dengan driver awal namun untuk akselerasi yang bisa dibilang lebih berani. Karna mata terasa berat amin melanjutkan bobomania zzzzzz

Terbangun sudah sampai lingkar Kaliwungu dan kemudi masih di pegang kernet, sampai terminal Mangkang sempat diteriaki petugas karena biasa lah petugas mengarahkan bus untuk masuk terminal sedangkan kernet enggan karena terlalu membuang waktu. Sebelum gerbang tol Manyaran kemudi kembali diambil alih driver yang beranjak dari kandang macan. Menyusuri tol Semarang dan bus diarahkan keluar di Jatingaleh dan mendaki tanjakan Gombel. Power 1521 digeber di tanjakan Gombel, dan tampak simbal ngos – ngosan di tanjakan yang cukup landai. Disini disalip rombongan Ardian Transport yang tanpa kesulitan mendaki mengingat power yang lebih besar dan posisi bus yang kosong.

05.30 admin memutuskan turun di SPBU Gombel yang letaknya di ujung tanjakan Gombel dan melanjutkan ke Tembalang dengan jalan kaki. Dengan ini berakhirlah perjalanan dengan PO Bandung Express dan berakhir juga catatan perjalanan (caper) kali ini.

Admin mengucapkan terima kasih kepada Allah swt, juga kepada readers yang sudah menyempatkan waktunya untuk membaca catatan perjalanan ini. Jika ada kritik dan saran jangan sungkan di sampaikan di kolom komentar.


Rincian Biaya
Angkot menuju st Padalarang                                                        2.500
Commuter Bandung Raya st Padalarang – st Bandung                 4.000
Bandung Express Eksekutif Bandung – Semarang                   140.000
Total                                                                                           146.500









  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Classic Journey with bus Raya

Hallo, selamat datang readers di blog saya. Kali ini saya akan berbagi cerita sekaligus me – review bus yang saya naiki saat perjalanan dari Semarang menuju Bogor pada 12 Januari 2016. Oke diawali dengan mendatangi agen di pagi hari untuk reservasi tiket di terminal Banyumanik – Semarang, PO (Perusahaan Otobus) Raya sendiri dipilih didasari dengan rasa penasaran akan pelayanannya yang dinilai sangat memuaskan di kalangan penggemar bis walaupun menggunakan armada yang “lawas”. PO Raya sendiri mempunyai beberapa kelas diantaranya Non AC, Junior Executive (Junex), Executive 28, Executive 24, dan kelas tertinggi yaitu kelas Super Top, untuk jurusan Bogor hanya dilayani Junex dan Executive 28. Akhirnya kelas Junex dipilih karena tarifnya yang masih terjangkau di harga 175 rb di banding Executive 28 yang tarifnya 245 rb. Dan di dapatlah tiket dengan nomor 13-14 dan diminta kumpul di agen pukul 18.30. Oh iya perjalanan ini saya di temani partner saya.

18.45 kami terlambat sampai agen, setelah check in ternyata bis belum datang, alhasil kami menunggu dan akhirnya pukul 19.30 bus dengan tulisan Junex 3 di kaca depan datang, ya itu bis yang akan mengantarkan kami ke Bogor. Dari segi eksterior bis ini sudah terlihat lawas dilihat livery yang bisa di bilang kaku yang menandakan bis ini memang sudah beroprasi sejak lama. Body bis garapan Karoseri Laksana varian New Proteus dilihat dari lampu belakang, dan lampu depan berbentuk kotak khas Mercy Tiger, dan memang hampir semua bis Raya pada bagian depan menggunakan lampu yang sama. Minim sentuhan LED layaknya bis – bis baru dan tidak diaplikasikan sistem suspensi udara alias masih menggunakan suspensi asli Mercedez Benz yang terkenal dengan kenyamanannya. Untuk AC pun menggunakan Thermo King yang bentuknya kotak di bagian atas bus yang lazimnya dipakai pada bus lawas, ya ini memang menjadi identitas sendiri dari PO Raya.

eksterior depan

eksterior belakang


Langsung menitipkan koper di bagasi lalu naik ke atas bus. Sempet kaget karena seat 13 – 14 sudah ada yang mengisi, namun tidak menjadi masalah kami pun pindah ke seat 23 – 24. Okupansi penumpang saat itu tidak 100% dan ada beberapa penumpang yang duduk double seat alias 2 kursi untuk sendirian. Dari crew sendiri sangat ramah, umurnya kisaran 45 tahun ke atas. Bus langsung diberangkatkan, dan tak lama crew memberikan selimut yang tebal juga snack yang isinya air mineral cup, tissue basah, serta bolu gulung (enak ngga pake boong). Tipikal driver saat itu cukup cepat serta ada hentakan di setiap perpindahan gigi, namun tidak mengurangi kenyamanan. Selama perjalanan TV tidak dinyalakan namun musik kroncong tetap dimainkan yang membuat suasana nyaman. Bisa dibilang di luar ekspektasi dilihat dari umur bis ini memang sudah tua namun masih bisa berlari tidak kalah dengan bis bis yang lebih muda.

Bis yang saya tumpangi menggunakan mesin Mercedez Benz seri OH 1518 atau lebih terkenal dengan nama Mercy King. Dari segi suspensi, sudah tak diragukan lagi untuk pabrikan Mercedez Benz walaupun tidak menggunakan sistem suspensi udara. Bis ini sangat terawat terlihat dari kemampuannya berlari.

ruang kemudi
Dari segi interior sangat klasik, tak ada lampu LED dan tidak ada bagasi atas. Untuk kelas Junior Executive (Junex) ini fasilitas yang didapat yaitu bantal, selimut, foot rest, snack, dan service makan malam. Total seat pada kelas Junex yaitu 32 seat dengan konfigurasi 2 – 2, cukup nyaman dengan tubuh saya dengan tinggi 173 cm.

interior view ke depan
interior ke belakang
menjelang pool Tajur
jarak antar seat
Ada satu yang ikonik dari PO Raya sendiri yaitu seat yang diaplikasikan di dalam bis. PO Raya menggunakan seat khas pesawat terbang. Terlihat dari bentuknya dan beberapa tulisan di bagian belakang kursi yang membuat saya yakin itu eks seat pesawat terbang. Untuk setara dengan kelas apa di pesawat terbang saya sendiri kurang paham karena belum pernah naik pesawat terbang. (maaf curhat)

seat bis Raya
tulisan di belakang seat
lebih jelasnya

dan lagi

Perjalanan sempat tersendat mulai dari exit tol Krapyak sampai Mangkang – Semarang, selepas itu lancar sampai pukul 20.45 bis masuk ke RM. Pantes di daerah Brangsong – Kendal untuk service makan malam. Terlihat beberapa bis Raya sudah terparkir yang lampu depannya sama – sama menggunakan lampu depan Mercy Tiger. Suasana dari rumah makan sendiri cukup bersih dan menu saat itu adalah nasi + ayam/telur + tempe mendoan + oseng buncis/oseng tempe/tahu rica/sop + krupuk + buah semangka + teh hangat. Soal rasa bisa di bilang enak, tidak kalah dengan service makan dari PO Rosalia Indah di RM Sari Rasa. Dan akhirnya pukul 21.30 bis pun melanjutkan perjalanan kembali.

Pergantian driver dilakukan di RM, driver kedua kali ini memegang kemudi. Cara mengemudinya tidak beda jauh dari driver pertama namun umurnya lebih tua sekitar 60 tahunan. Semenjak keluar rumah makan ada yang aneh dengan bis ini, ternyata AC bis ini tidak terasa alias mati. Driver pertama yang sejak keluar rumah makan diam di seat paling belakang atau kandang macan memberi isyarat untuk menepi dan memperbaiki AC. Akhirnya lepas Kendal kota bus menepi dan crew langsung melakukan perbaikan. Driver pun menghubungi mekanik untuk membantu perbaikan yang langsung datang 25 menit kemudian. Syukur okupansi penumpang saat itu tidak 100% jadi tidak begitu pengap walaupun AC mati. Dari luar suasana menjadi cukup ramai, ternyata semua bis Raya yang berangkat setelah Junex 3 ikut berhenti. Ya ini salah satu point yang saya sukai dimana kekompakan sesama bis Raya terlihat, susah satu susah semua dengan resiko keterlambatan sampai tempat tujuan. Sekitar 7 bis Raya ikut berhenti saat itu. Cukup lama perbaikan di laksanakan dan sampai pukul 22.30 akhirnya AC Raya Junex 3 dapat menyala kembali dan perjalanan. AC Thermo King memang terkenal dengan suhunya yang dingin, ini mengapa bis Raya memberikan fasilitas selimut yang tebal.

Melewati Gringsing dimana berjejer rumah makan yang merupakan service makan dari beberapa PO sudah sepi, ya memang bis Raya sudah tertinggal dari beberapa kompetitornya. Melewati tanjakan Plelen, bis ini dengan susah payah mendaki tanjakan yang cukup curam. Memang sudah terlihat dari engine yang digunakan, dengan perlahan tapi pasti tanjakan Plelen di lewati. Setelah itu saya terbuai dengan empuknya seat Raya dan dinginnya AC Thermo King, alhasil rebahkan seat, tarik selimut, lalu tidur zzzzz. FYI Bis Raya jika dari timur melewati tol Cipali tapi dari barat via Pantura Indramayu karena service makan PO Raya ada di RM Markoni daerah Subang / Indramayu.

Bis masuk rest area tol Cipali (entah km dan jam brp) bersamaan dengan beberapa adiknya dengan bodi kekinian alias tidak kotak yaitu body SR-1 garapan karoseri Laksana. Disini suhu AC tidak sedingin saat selesai perbaikan, mungkin kambuh lagi troble-nya, tapi ya karena mengantuk saya tidur lagi. Sempat bangun menjelang gerbang tol Cikopo karena fungsi dari AC tidak terasa, setelah melakukan transaksi di gerbang tol Cikopo driver pun menepi dan melakukan perbaikan lagi ditemani 3 bis Raya. Hanya 15 menit AC pun dingin kembali dan perjalanan pun dilanjutkan.

Pukul 06.00 bus sampai di pemberhentian terakhir di pool Tajur Bogor, mungkin jika tidak ada trouble bisa sampai sekitar pukul 04.00 – 05.00 tapi ya bisa landing pukul 06.00 juga sudah bagus. Akhirnya saya dan partner melanjutkan perjalanan menuju rumah partner di Cigombong menggunakan angkot jurusan Sukasari – Cicurug. Saya pun hanya transit di Cigombong dan sore harinya melanjutkan perjalanan menuju Sukabumi dengan menggunakan mobil L300 jurusan Bogor – Sukabumi yang banyak di panggil Bogoran / Kol Mini / Mini Sukhoi.


Itu saja yang saya tulis, saya mengucapkan banyak terima kasih yang bersedia meluangkan waktu untuk membaca di blog ini. Jika ada kesalahan mohon maaf dan juga jika berkenan disampaikan melalui kolom komentar. Sampai jumpa lagi.   

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS