Selamat
pagi/siang/sore/malam para pembaca dimanapun anda semua berada. Saya admin blog
ini selaku Thread Starter (yg selanjutnya disebut “TS”) episode ini akan
mencoba berbagi dan menceritakan pengalaman saya saat turing pada tanggal 5
februari 2014.
Langsung saja,
setting saat liburan semester TS memutuskan untuk meninggalkan peratauan Kota
Semarang dan menghabiskan di kota kelahiran TS di Kota Sukabumi yang terkenal
dengan mochi dan perkembangan ruko yang fantastis sehingga banyak orang bilang
Sukabumi bagaikan “kota seribu ruko”. Di
tengah kebosanan terlintas di benak TS untuk turing.Yah turing dalam kamus TS
ya berarti jalan–jalan yang pastinya naik bis karena background TS adalah
penggemar bisa dan juga tergabung di komunitas tersebut.Ingin rasanya turing
lintas provinsi tapi mengingat saat itu lalu lintas di ruas jalan utama lintas
provinsi sedang sembrawut, Ts urungkan niat itu. Dalam kebosanan yang
membingungkan TS terlintas untuk turing jarak dekat saja antara Pelabuhan Ratu
dan Puncak. TS lantas memilih Puncak karena jika ke Pelabuhan Ratu ngga asik
kalo naik bis, mending naik motor aja. Nah kalo puncak kita bisa muterin duet
gunung Gede dan Pangrango yang diapit oleh Sukabumi, Bogor, dan
Cianjur. Pertimbangan cuaca juga membuat TS menargetkan turing kali ini bukan
cari pemandangan, tapi berburu Sate Maranggi yang berada di Cipanas, Puncak yg
terkenal. Itu alasan mengapa TS mengangkan judul Berburu Maranggi dalam thread
kali ini.
Senin, 3 Februari 2014
Target sudah tinggal armadanya nih, awalnya
TS mutusin jalur Sukabumi – Cianjur – Bogor – Sukabumi karena mengindari jalan
rusak Cianjur – Sukabumi – Bogor arah barat. Tapi terlintas keinget ada
rangkaian kereta Pangrango rute Sukabumi – Bogor yang sedang buming dan baru
beberapa bulan beroprasi,”nah kenapa ga coba itu ya” celetuk TS.Langsung lah
bergegas ke Stasiun Sukabumi yang letaknya di tengah Pasar Pelita
Sukabumi.Pukul 11.00 sampailah TS di stasiun dan langsung di sambut oleh
satpam. Berikut percakapannya
SP : satpam
SP : “selamat siang mas, bisa saya bantu ?”
TS: “iya pak, untuk reservasi tiket kereta
sebelah mana ya ?”
SP : “oh sebelah sini mas isi form dulu,
mari saya bantu”
Kesan pertama pelayanannya begitu baik,
petugasnya pun ramah kepada calon penumpang. TS langsung mengisi form pemesanan
tiket yang diberikan oleh petugas keamanan dan sambil berbincang dengan petugas
itu. Informasi yang TS dapet saat itu terjadi kenaikan tiket kereta per tanggal
1 Feb 2014, untuk ekonomi 20 rb untuk exe 50 rb, dalam hati TS “ekonominya sih
masih murah tapi untuk exe, buset dah” dan baru ada 3 keberangkatan dari
Sukabumi yaitu pukul 05.00, 10.10, dan 15.00. TS memilih kelas ekonomi saja
karena kantong TS yang pas pasan dan jam 10.00 soalnya kalo jam 5 pagi takut
belum bangun hehehehe. Informasi lain yg TS dapet juga bahwa tanggal 9 Februari
2014 bakal ada transformasi lagi dari PT KAI dimana akan diresmikannya
rangkaian KA Siliwangi jurusan Sukabumi – Cianjur yang bakal diresmikan
langsung oleh pak Dahlan Iskan. Jadi nanti akan ada 2 rangkaian yaitu KA Pangrango
line Sukabumi – Bogor dan KA Siliwangi line Sukabumi – Cianjur yang nantinya
masing masing jadwalnya 4 kali keberangkatan.
Oke form telah diisi dan TS diarahkan
langsung ke loket. Sampai di loket ternyata penjaganya cakep booo, bening
bening gimana gitu hahahaha.Terjadilah transaksi dimana 1 lembar otto iskandar
dinata ditukar dengan 1 lembar tiket KA Pangrango. Berikut gambarn tiketnya
Dalam hati sempet berkata “bismania kok
numpak sepur.” Tapi ya selingkuh kali kali ya boleh lah hahaha
Oke skip
Rabu, 5 Februari 2013
Yeah hari eksekusi seperti biasa rutinitas
pagi di kala liburan di kampung halaman bangun tidur, shubuhan, mandi, sarapan,
nganter ibu ke tempat kerjanya dan tambahan kala itu ya packing.Selama
perjalanan TS ga banyak foto – foto karena hanya menggunakan kamera ponsel 2 MP
yang hasilnya ya gitu deh.
08.30
TS berangkat dari rumah yang berada di
daerah Bhayangkara menuju stasiun, TS lebih memilih naik angkot saja yang lebih
“murah” juga pertimbangan masih ada 1,5 jam sebelum pemberangkatan. Angkot
berkode 15 warna kuning yang keadaannya ya seperti angkot pada umumnya. Dengan
membayar 3 rb TS turun di pintu hek/komplek kodim lama di lanjut jalan kaki ke
stasiun. Sebenernya jaraknya cukup jauh tapi ya itung itung olahraga lah lagian
kalo naik angkot lagi juga percuma karena posisi stasiun di tengah pasar yang
sembrawut dan macetnya itu superrrrr.
09.30
Akhirnya TS sampai juga di stasiun, masih
ada waktu sampai keberangkatan pukul 10.10.Saat itu kereta belum Nampak dan TS
coba tanya ke salah satu petugas ternyata kereta baru berangkat dari stasiun
Cibadak, ya nunggu dulu jadinya. Oia stasiun Sukabumi itu peninggalan Belanda
lho dan penuh sejarah, nih foto fotonya yang TS ambil sambil nunggu kereta
![]() |
tampak depan stasiun |
![]() |
Loketnya |
![]() |
ruang tunggu penumpang |
![]() |
ada bukti cagar budaya |
![]() |
sisi lain |
![]() |
menjelang kedatangan uler besi |
tak lama datanglah si uler besi dan langsung puter walik ato puter kepala

TS langsung masuk ke singgasana di gerbong ekonomi 1
![]() |
sekilas interior dan suasana dalam kabin |
10.15
Akhirnya KA
Pangrango diberangkatkan.FYI rangkaian KA Pangrango terdiri dari 3 gerbong
ekonomi, 2 gerbong eksekutif dan 1 gerbong resto.Pemandangan sepanjang
perjalanan ya seperti kereta pada umumnya ijo ijo royo.
![]() |
pemandangan khas uler besi |
Terlena dengan
hijaunya pemandangan bikin TS ngantuk dan terlelap di alam mimpi. Penumpang
samping dan depan TS pun sama sama tidur efek cuaca yang bikin suhu jadi
tariris. Sempat bangun dan kereta sedang berhenti sebentar di stasiun Cicurug,
TS sempat lihat mba KD jetbus orange lagi bobo depan stasiun, kelelahan dia
abis mengarungi jalur selatan Sukabumi – Wonogiri. Tak lama hujan turun, wah
makin tiris yeuh dan mata pun terhipnotis dan akhirnya bobo lagi zzzzzzzz
Bangun bangun
udah di stasiun Batu Tulis Bogor, wih udah masuk Bogor aja nih next statiun
udah pemberentian akhir jadi TS bangun putusin untuk bangun aja. Sempet ada
keributan di sini dimana penumpang di gerbong ekonomi 3 mau turun di Batu
Tulis, eh satpam di gerbong tsb minta supaya penumpang turun via ekonomi 1, nah
baru sampe di ekonomi 1 kereta udah jalan awalnya penumpang yang mayoritas ibu
ibu teriak teriak “Batu Tulis turun Batu Tulis pa.” tapi percuma, emangnya bis
di teriakin berenti. Akhirnya ngomel tuh ibu ibu, beberapa nyeletuk “ganti rugi
nih, jauh lagi saya” ada juga “duruk wae karetana ato gulingkeun” (bakar aja
keretanya atau guling) wah omelan khas ibu – ibu parahyangan keluar, semacem
hiburan juga sih buat TS yang merantau di tanah jawa yg hampir ga pernah
bertemu dengan orang yang berbahasa sunda. Keributan tersebut reda setelah
petugas langsung memberikan ganti rugi dimana penumpang tersebut diikutkan
kembali ke stasiun Batu Tulis di pemberangkatan terdekat dari Bogor.Sontak
penumpang tadinya protes berubah menjadi senang bahkan girang sambil teriak
“horeeee” dan tepuk tangan. Hadeh meni heboh atuh da ibu.
12.30
KA Pangrango
landing di tujuan akhir di stasiun Paledang. Tanggung sih kenapa ga sekalian
aja di stasiun Bogor yang jaraknya cuma beda 100 meter, tapi yaudah deh itu
kebijakan pemegang jabatan. Etape pertama selesai lanjut nih ke target point.
Planning TS naik bis ke Cipanas dari terminal Baranang Siang. Naiklah angkot
Bubulak – Baranang Siang (lupa kodenya). Sempet kepikiran mampir bubulak buat
hunting hunting squad akap di sana, tapi berhubung udah siang ya TS urungkan.
![]() |
hotseat di angkot |
13.00
Sampe lah di
terminal baranang siang lalu bayar ongkos 3 rb rupiah. Selama perjalanan ketemu
Purwo Widodo dan 5 unit Trans Jaya, juga melewati Botani Square yang merupakan
basis Damri bandara, terlihat beberapa SR1 dan jetbus Royal Class. Di terminal
ketemu mba KD pake baju jetbus garapan Morodadi Prima dan masih banyak lagi.
![]() |
KD siap siap take off |
Di
terminal TS ga nemu bis yang lewat puncak, TS tanya ke salah satu petugas di
sana, berikut percakapannya
PT =
Petugas
TS :
“permisi pak kalo bis yang lewat puncak sebelah mana ya ?”
PT :
“wah kalo itu udah ngga ada mas, paling kalo dari sini naik L300 aja dari
sana”(sambil nunjuk ke sebrang terminal)
TS :
“oh gitu ya pak, oke terima kasih pak”
PT :“sama
sama mas”
TS
lebih memilih sholat dulu di Masjid Raya Bogor yang tak jauh dari Baranang
Siang. Dzuhur dan Ashar sekaligus kan memanfaatkan status sebagai musafir.
Gerimis pun turun tapi yang ekspresif hanya TS, mungkin warga udah biasa dengan
hujan yang turun tiba tiba, ya sesuai lah dengan namanya Bogor kota Hujan.
Perjalanan dilanjutkan, TS masih ingin naik bis ke target point di Cipanas
karena dilihat dari tampilannya L300
Bogor – Cianjur via puncak menurut TS kurang meyakinkan ngga seperti L300 Bogor
– Sukabumi yang terkenal “ngeblong”. Oke TS putuskan naik angkot Baranang Siang
– Ciawi dengan tujuan ya ke Ciawi. Sempet melewati beberapa poll roda enam
sepanjang jalan raya Tajur diantaranya Lorena Group, Kramat Djati, Gunung
Harta, Limas, Rosin, dan sampailah di Ciawi tepat sebrang perpalan bis malam yg
TS liat ada Shantika, Sumber Alam, Dieng Indah, dan Haryanto. Sebenernya tujuan
TS adalah persimpangan tol Ciawi tapi karena angkotnya storing, ya sudahlah TS
turun dan membayar ongkos 3 rb rupiah sembari mengucapkan terima kasih.
Jalan
kaki kurang lebih 150 meter dan nampak Doa Ibu non ac KPR – Tasik via puncak
ngetem. Tapi Ts kurang berminat dan lebih milih nunggu dulu. Ga lama Parung
Indah AC KPR – Cianjur via puncak dating, TS coba melambaikan tangan dan
langsung di respon oleh crew dan akhirnya ini armada yang akan membawa TS ke
target point. Bus ¾ dengan dapur pacu Hino dibalut body garapan Rahayu Sentosa
(ga ngerti body apa) melaju dengan santai dengan kondisi full seat. 14 rb
ditarik untuk ongkos Ciawi – Cipanas. Jalanan puncak lengang di saat hari
kerja, kalo weekend ya jangan di tanya pasti pada tau kan dari tipi tipi.
![]() |
madih satu group dengan agra |
![]() |
gambaran interior |
Masih
dengan suasana gerimis dan suhu yang dingin di tambah seat yang lebih nyaman dari
seat kereta ekonomi tadi, rasa kantuk tak bisa dihindari lagi dan akhirnya TS
tidur zzzzzz.Sempat bangun saat memasuki wilayah kebun teh dan kabut pun turun
hadeehh, coba ambil foto hasilnya begini.

Yauda
lanjut tidur lagi aja zzzzzz. Bangun udah deket pasar Cipanas dan TS turun di
pasar dan jalan kaki ke target point dan tak lupa mengucapkan terima kasih
kepada crew
![]() |
see u next time |
Lewat istana cipanas dan sempet beberapa kali ambil gambar.
TS
melanjutkan dengan jalan kaki. Dan keputusan TS untuk turun di pasar Cipanas
itu blunder parah bo, kenapa ? ternyata target point masih jauh. TS teruskan
jalan kaki dan ternyata ada lah 5 km, waw pulang betis langsung gede nih. Dan
akhirnya taraaaa inilah target point juga apa yang TS buru dari turing kali ini
![]() |
plangnya |
![]() |
penampakannya |
![]() |
di sisi lain |
FYI
menu yang dijual di sini yaitu
Sate
Maranggi polos 3.000/tusuk
Sate
Maranggi pakai lemak 2.000/tusuk
Ketan
Bakar 2.000
Kalo
mau pesen nasi juga ada harganya TS ga tau hehehe. Karena lapar setelah jalan
naik turun TS langsung pesan 5 tusuk sate pakai lemak dan 2 ketan bakar plus teh
tawar panas “free”, beda kalo di daerah jawa kalo teh mesti manis dan tentu
bayar.
![]() |
pesanan TS |
Rasanya juara lah walaupun tempatnya terkesan alakadarnya. Setiap libur
semester TS pasti menyempatkan buat ke tempat ini. Hap hap hap pesanan TS habis
dan kenyang dah. Kenyang dalam arti perjuangan TS jalan kaki dari kurang lebih
5 km dari pasar Cipanas yang luar biasa. Selanjutnya 14 rb TS bayar untuk tebusan apa yang TS makan tadi. Tak lupa TS membeli
untuk keluarga di rumah.
16.00
Meninggalkan warung sate maranggi dan langsung pulang supaya tidak terlalu
malam sampai Sukabumi. Oke see u next holiday. Nunggu angkutan menuju Cianjur
dan pilihan TS jatuh kepada bis apapun itu yang duluan nyampe bakal TS naikin.
Sekitar 15 menit nunggu akhirnya muncul penampakan dengan plang Bandung – Merak
via Ciawi-Cianjur berlabel AC datang. Ya po Garuda Pribumi langsung TS lambaikan
tangan dan bis pun berhenti. Beruntunglah masih kebagian seat kosong di tengah,
ya “ora hotseat ora opo – opo”.
![]() |
suasana kabin Garuda Pribumi |
TS
perhatikan ada yang aneh dengan po ini, kok tumben ya ber-AC dan konfigurasi
2-2 soalnya po ini identik dengan kelas ekonomi seat 2-3 tapi ya sudahlah. Bus
berbody selempang ala karoseri Trisakti dengan dapur pacu MB Kuler 1521
berjalan santai, mungkin cukup lelah karena perjalanan dari Merak. 3 rb rupiah
ongkos yang diminta ongkos Cipanas – Cianjur, piker TS udah kaya angkot aja
bayar segitu hahaha. Karena efek kekenyangan dan dinginnya AC, TS pun ketiduran
dan zzzzzzz.
17.00
Terbangun
karena crew teriak “yang Cianjur Cianjur persiapan, Rawabango ga masuk
terminal”. Ya TS siap siap dan turun di depan Terminal Rawabango tak lupa
mengucapkan terima kasih kepada crew. Tak lupa ambil gambar armada yang tadi TS
naikin
![]() |
depan |
![]() |
belakang |
TS
langsung nyebrang untuk oper bis tujuan Sukabumi, sebelum nyebrang ada yang
datang dan langsung pose, yauda tak jepret dulu
![]() |
berenti bentar |
![]() |
langsung gas banjar |
Lalu TS
nyebrang dan sempet liat mba KD yg tadi ketemu di stasiun Cicurug, mungkin
persiapan sebelum menuju Wonogiri via selatan. Di depan terminal Rawabango
sudah banyak yang menunggu bis menuju Sukabumi. “wah alamat rebutan nih”
celetuk TS tapi yaudah deh nikmatin aja, yang penting bisa sampe rumah cepet.
Gak lama muncul penampakan
![]() |
Hiba Putra Non AC |
Dari
kerumunan hanya 2 orang yang naik, tanpa pikir panjang TS ikut naik aja
dah.Asumsinya biar lebih cepet. Setelah naik TS ambil paling belakang dan baru
ingat kalo di Cianjur, bis ekonomi ngetem di Ramayana dan terminal Pasir
Hayam. Yauda deh terlanjur naik nikmati saja.
18.00
Setelah
ngetem di 2 tempat akhirnya bis benar – benar tancap gas menuju Sukabumi. Hiba
Putra non ac Bandung – Sukabumi body New Proteus face off Jetbus dengan no body
14 dengan dapur pacu Hino AK menjadi armada yang akan membawaku pulang. 7 rb
ongkos yang ditarik anak dari Hiba Group ini. Sekilah kondisi di dalam bis
![]() |
suasana dalam kabin |
Pembawaan
bus oleh driver standar lah setara non ac pada umumnya, tidak keong tapi tidak
ngeblong seperti pendekar kuningan. Walaupun non AC namun musik terus di di mainkan non stop, fasilitas yang mulai
langka di temukan pada kelas AC di jalur yang sama.
19.15
Akhirnya
sampai juga di Sukabumi tercincah dan bus ini tidak di blong oleh bus AC satupun yang terkenal lebih ngeblong dari non AC. TS turun di terminal Sudirman dan mengucapkan
terima kasih kepada crew, lalu naik angkot kuning no 15 turun di simpang
Bencang dan di lanjut naik ojeg. Akhirnya sampai juga di rumah dan berakhirlah
turing TS pada kali ini
TS menucapkan terima
kasih atas perhatiannya dan waktunya. Mohon maaf bila ada salah kata. See u next time
Rincian
biaya
Angkot
15 menuju st. Sukabumi 3.000
KA
Pangrango kelas ekonomi 20.000
Angkot
st. Bogor – terminal Br. Siang 3.000
Angkot
Br. Siang – Ciawi 3.000
PO
Parung Indah Ciawi – Cipanas 14.000
Sate
Maranggi 14.000
(5
tusuk sate plus lemak + 2 ketan bakar)
PO
Garuda Pribumi Cipanas – Cianjur 3.000
Hiba
Putra Cianjur Sukabumi 7.000
Angkot
15 terminal Sukabumi– Bencang 3.000
Ojeg 8.000
Total biaya 78.000