Sabtu,
10 Mei 2014 tak ada kegiatan yang mengasikan di kamar kos yang terletak di
kelurahan Bulusan, Kecamatan Tembalang, kota Semarang. Dan ide pun terlintas
untuk melakukan perjalanan singkat dengan rute Semarang – Solo PP. Oke
dijalankan motor roda dua berlogo sayap menuju daerah Sukun yang merupakan
terminal bayangan di selatan Semarang. Suasana sangat ramai karna mungkin
weekend dan beberapa bus pun terlihat penuh dengan penumpang. Dilihat untuk
tujuan solo, bus patas hanya menurunkan penumpang yang ikut dari terminal
Mangkang, sedangkan lainnya hanya berhenti sejenak dan itu pun kondisi sudah
penuh, ada beberapa penumpang memaksa naik yang membuat bis menjadi lebih
sesak. Dari pemandangan itu Saya memutuskan untuk naik dari terminal Terboyo
menaiki bus BRT / Trans Semarang.
Yap
pukul 14.00 Saya berangkat melalui halte dekat toserba ADA. Jalanan begitu
padat mungkin karena efek weekend. Oke setelah perjalanan yang cukup melelahkan
dimana Saya terpaksa berdiri karena penumpang yang ramai. Pukul 15.20 sampailah
di terminal Terboyo. Cuaca cukup panas dan terlihat patas Jaya Utama tujuan
Surabaya, patas Tegal indah tujuan Tegal, patas Coyo tujuan Cirebon, patas
Ramayana tujuan Jogja, Solo diisi Royal Safari, dan bumel tujuan Purwokerto
serta Cirebon. Karena sudah memasuki waktu ashar, Saya memutuskan melakukan
ibadah terlebih dahulu di musholla yang terletak di dekat parkiran bus non
patas arah timur seperti tujuan Surabaya, Kudus, Lasem, dan Jepara.
Ibadah
selesai lanjut ke parkiran tujuan Solo, terlihat di sana jejeran Safari sedang
mengantri namun Saya tidak memilih bis tersebut karena menurut kebanyakan orang
bis tersebut berkelas ekonomi AC namun bertarif patas dan juga jarak antar seat
begitu sempit atau biasa DM class (dengkul mentok). Beberapa safari mulai
meninggalkan terminal, terhitung setelah 8 armada berangkat masuklah Taruna
warna hijau New Travego MB 1525. Saya tak lantas naik karena kurang sreg dengan
performa 1525. Tak lama datang Taruna putih New Aristo Hino AK, entah kenapa
Saya langsung menaikinya. Mengusung kelas ATB dengan konfigurasi seat 2-3
dengan harga lebih miring jadi pilihan.
Pukul
16.00 bis pun berangkat, tarif Semarang – Solo ditebus Rp. 15.000. Tak ada yang
menarik selama perjalanan karena kondisi bus penuh sesak karena weekend
ditambah masuk jam pulang kantor. Kecepatan maksimal sekitar 80 – 90 kpj. Dan
kress dengan beberapa bis tujuan Jakarta. Selepas Boyolali bis mulai mendekati
duo Taruna hijau New Travego 1525 dan Safari Lux Discovery Hino AK. Skill
driver yang saya naiki cukup baik karena berhasil meng-OT 2 bis tersebut, namun
beberapa kali harus berhenti karena menurunkan penumpang, maklum kelas ATB.
Masuk Solo pun tak kalah padatnya, dan akhirnya landing di terminal Tirtonadi
Solo pukul 19.25.
Terminal
Tirtonadi ternyata sedang mengalami renovasi di bagian tengah, hmm Saya
memutuskan mampir di blok barat Tirtonadi dan mencari musholla untuk ibadah.
Nah selesai ibadah sempatkan mencari makan, tapi kios yang biasanya Saya datangi
sudah dibongkar yasudah memutuskan mencari di luar terminal. Warung Mbalapan
dekat stasiun Balapan jadi destinasi. Ya cukup jauh sih apalagi ditempuh dengan
jalan kaki. Pesan nasi ayam dan “wow” ukuran ayamnya bisa di bilang super
dengan sambel yang diuleg dadakan juga lalapan plus es the. Dan semua yang
dipesan itu harus ditebus dengan Rp. 18.000, wow banget kan, tapi sesuai dengan
rasa dan ukuran ayamnya. Oke perut kenyang kantong jebol dan Saya putuskan
untuk balik ke Tirtonadi untuk pulang ke Semarang.
Sampai
di keberangkatan arah barat terminal Tirtonadi memang sudah ada Royal Safari
New Marcopolo MB 1526 siap siap berangkat. Namun Saya memutuskan untuk duduk
sejenak karena melihat jam menunjukan pukul 20.45 dimana jam itu biasanya
Sumber Group tujuan Semarang masuk Tirtonadi. Tak lama raungan mesin yang
sangar terdengar dan suara klakson khas Hino “preeenk preeenk” dan nampaknya
yang muncul Eka Jetbus MP dengan mesin Hino RK8. Dari kedatangannya saja sudah
bikin heboh dan tanpa pikir panjang Saya langsung naik.
Pukul
21.00 bus langsung berangkat dan tarikannya terasa khas driver Jawa Timuran. Solo
Semarang ditebus Rp. 20.000 yap patas berharga ATB dan dapat air mineral cup.
Driver terlihat memacu bis dengan kecepatan maksimal memang terdengar dari percakapan
dimana bis sudah terlambat 1 jam, namun sepertinya ada alasan lain mengapa bis
dipacu cukup kencang. Ternyata di belakang sudah menempel Sugeng Rahayu Legacy
Hino AK yang juga tujuan Semarang. Saling salip dan rebutan penumpang pun tak
terelakkan. Duel klasik pemain lintas selatan Jateng – Jatim tersaji di jalur
Solo – Salatiga. Kecepatan rata – rata sekitar 90 – 100 kpj dan keduanya tidak
ada yang mau mengalah. SR goyang kanan, Eka goyang kiri ya begitulah seterusnya
saling mencari celah supaya sampai tujuan lebih cepat. Sampai menjelang
Salatiga jalanan arah Semarang sedikit tersendat dan driver Eka memilih untuk
antri sedangkan SR langsung blong kanan. Dan setelah itu SR sudah tidak
terlihat lagi. Salatiga – Semarang driver Eka seolah tidak merasakan lelah
dengan terus melaju di 80 – 100 kpj meliuk liuk di antara truk yang agak
lambat. Padahal bus telah melakukan perjalanan dari Surabaya dan akan berangkat
kembali dari Semarang pukul 24.00 menuju Surabaya. Dan akhirnya pukul 22.50
sampailah di Sukun, Semarang. Saya turun karena sepeda motor di titipkan di
penitipan belakang agen Sumber Alam, Sukun. Waow Solo – Semarang 1 jam 50 menit
hahaha, recommend lah buat yang mencari kecepatan.
Itulah
sekilas tentang touring jarak pendek. Terima kasih atas perhatian dan
kesempatannya. Mohon maaf apabila ada salah kata. kamsya
Rincian Biaya
BRT / Trans Semarang
Sukun – Terboyo Rp. 3.500
Taruna ATB Semarang – Solo Rp. 15.000
Paket ayam penyetan Mbalapan Rp.
18.000
Eka Solo – Semarang Rp.
20.000
Total Rp.
56.500
0 komentar:
Posting Komentar